Siapa yang tidak tahu Gunung Everest? Gunung yang
merupakan Puncak tertinggi di dunia ini terletak di perbatasan antara Nepal dan
Tibet. Puncaknya terletak di Tibet. Gunung ini memiliki ketinggian 8.848 meter
diatas permukaan laut (mdpl). Orang yang pertama kali berhasil mendaki gunung
ini yaitu Edmund Hillary dan Tenzing Norgay di 29 mei 1953. Dalam artikel ini,
saya akan membahas secara garis besar hal-hal mengapa kejadian di gunung
Everest 1996 bisa terjadi.
Tragedi ini terjadi di tanggal 10-11 mei 1996 yang
seharusnya di bulan mei adalah waktu yang paling tepat untuk mendaki Everest, akibat
badai buruk tiba-tiba melanda saat beberapa pendaki
dari seluruh dunia sedang
melakukan pendakian. Adalah 2 team yaitu dari Adventure Consultants dan
Mountain Madness yang menjadi korban di kejadian ini dengan leader adalah Rob
Hall dan Scott Fischer.
Kesalahannya adalah terlalu memaksakan untuk sampai ke
puncak karena seharusnya, batas maksimal untuk mencapai puncak adalah pukul
15.00 waktu setempat. Sedangkan banyak diantara mereka yang merasa kelelahan
dan alhasil pemandu/ leader pun harus membantu mereka untuk mencapai puncak sehingga
waktu yang diperlukan lebih dari itu. Menurut analisis ahli, kurangnya persediaan
tabung oksigen menjadi salah satu faktor banyaknya korban. Karena pada saat
tragedi terjadi yang seharusnya kadar oksigen di ‘Death Zone’ adalah 30% turun
jauh menjadi 14% saja.
Resiko terbesar yang harus dihadapi para pendaki itu
salah satunya adalah resiko terkena hipotermia, karena apabila terkena hipotermia
ini, orang akan kehilangan kesadaran akan dirinya (halusinasi). Misalnya Andy
Harris, dia berusaha menjemput Rob Hall yang terjebak akan tetapi mereka berdua
terjebak di atas puncak selatan karena badai. Karena tidak kuat ia pun
terserang hipotermia dan merasakan panas pada tubuhnya padahal disana sangat
dingin. Sehingga ia membuka jaketnya dan tergelincir jatuh.
Salah satu pendaki yang selamat yaitu Beck Weathers. Namun, ia harus kehilangan separuh tangan kanan, hidung, jari tangan kirinya, serta jari-jari kakinya karena membeku.
Foto Beck Weathers setelah evakuasi
Yang dapat menyetuh
puncak pada pendakian 1996 tersebut adalah:
·
Rob Hall
·
Andy Harris
·
Mike Groom
·
John Krakauer
·
Doug Hansen
·
Yasuko Namba
·
Ang Dorje Sherpa
·
Norbu Sherpa
·
Scott Fischer
·
Sandy Hill Pitman
·
Anatoli Bokreev
·
Lopsang Jangbu
Adapun anggota dari pendaki tersebut yaitu:
Adventure
Consultants
Pemandu
- Rob Hall (leader)
- Mike Groom
- Andrew Harris
Anggota: Umur
- Frank Fischbeck (53)
- Doug Hansen (46)
- Stuart Hutchison (34)
- Lou Kasischke (53)
- Jon Krakauer (41)
- Yasuko Namba (47)
- John Taske (56)
- Beck Weathers (49)
Sherpa (pemandu setempat / lokal)
: Ang Dorjee dan Norbu
Mountain
Madness
Pemandu
- Scott Fischer (leader)
- Neal Beidleman
- Anatoli Boukreev
Anggota Umur
- Martin Adams (47)
- Charlotte Fox (38)
- Lene Gammelgaard (35)
- Dale Kruse (45)
- Tim Madsen (33)
- Sandy Hill Pittman (41)
- Klev Schoening (38)
- Pete Schoening (68)
Sherpa : Lopsang Jangbu
Selain mereka yang mendaki melalui jalur Selatan,
ternyata ada 6 orang dari Indo-Tibetan Border Police (India) yang mencoba
mendaki melalui jalur Utara yang terkenal akan medannya yang sulit. Tsewang
Samanla, Dorje Morup, dan Tsewang Paljor adalah ketiga anggota tersebut yang
tewas dalam tragedi pendakian 1996 tersebut karena mencoba mencapai puncaknya.
Name
|
Nationality
|
Expedition
|
Location of Death
|
Cause of Death
|
Andy Harris
(Guide)
|
New
Zealand
|
Adventure
Consultants
|
Southeast Ridge (8700 m)
|
Unknown, hypothesized as falling
during descent near summit
|
Doug Hansen
(Client)
|
United
States
|
South Summit
|
||
Rob Hall
(Guide)
|
New Zealand
|
Exposure
|
||
Yasuko Namba
(Client)
|
Japan
|
South Col
|
||
Scott Fischer
(Guide)
|
United States
|
Mountain
Madness
|
Southeast Ridge (8300 m)
|
|
Tsewang Samanla
|
India
|
Indo-Tibetan Border
Police
|
Northeast
Ridge (8600 m)
|
|
Dorje Morup
|
India
|
|||
Tsewang Paljor
|
India
|
Data dari : www.wikipedia.org
Untuk kisah
selengkapnya, silahkan baca di https://joshimukard.wordpress.com/2010/11/18/1996-everest-disaster-remembered/
Rujukan buku:
Jhon Krakauer, Into
Thin Air: A Personal Account of the Mt. Everest Disaster. (1997); dan
Anatoli Boukreev dan G.
Weston Dewalt, The Climb: tragic
ambitions on Everest. (1997)
Sumber :
Published by : Abriyanto Putra Setiawan Nugraha - Geologi 1506729550
No comments:
Post a Comment